Cahaya Bulan
1:16 AM
softpeople
, Posted in
Sastra
,
0 Comments
Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu, memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipispun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mandala wangi.
Kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu?
Ketika ku dekap kau dekaplah lebih mesra, lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata
Ku dengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua, kecuali dalam cinta
Cahaya bulan menusukku
dengan ribuan pertanyaan,
yang takkan pernah ku tahu dimana jawaban itu
Bagai letusan berapi, bangunkan ku dari mimpi
sudah waktunya berdiri
mencari jawaban kegelisahan hati.
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu, memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipispun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mandala wangi.
Kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu?
Ketika ku dekap kau dekaplah lebih mesra, lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata
Ku dengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua, kecuali dalam cinta
Cahaya bulan menusukku
dengan ribuan pertanyaan,
yang takkan pernah ku tahu dimana jawaban itu
Bagai letusan berapi, bangunkan ku dari mimpi
sudah waktunya berdiri
mencari jawaban kegelisahan hati.
0 Response to "Cahaya Bulan"
Post a Comment
Mohon komentar jangan berbau sara dan merugikan orang lain, semoga wadah ini bisa menjadi sesuatu yang baik buat kita. Isi komentar di luar tanggung jawab kami.