Apa yang diharapkan dari seorang pengangguran?
langkah-langkah setiap hari kujalani bersama belahan jiwaku, dialah yang menjadi teman hidupku. Dikalah susah, senang, kesepian pasti ada dia tanpa aku sadari, aku bisa seharian bersamanya. Dialah paket perangkat keras yang aku punyai. Sampai aku melupakan apa yang seharusnya tak aku lupakan. Beberapa telpon dan pesan yang terlewatkan, cuma sekedar ingin tahu kabar. Pastinya mereka juga teman-temanku yang tersisihkan oleh waktu kebersamaanku. Telak kusakiti seseorang karena tingkahku. Satu hal yang menjadi kesadaranku adalah ketika aku beranjak semakin tua karena umurpun sudah semakin banyak. Dari berbagai hal yang ditanyakan pasti "pernikahan", dan betapa bodohnya ketika aku disuruh menikahinya. Kenapa aku bilang bodoh? bisa dibayangkan apakah dia bisa berpikir normal, segampang itukah menikah? Wah enak juga ya guy's menikah, haha. . Mungkin yang menjadi polemik adalah setelah menikah nantinya, apakah siap dengan keterbatasan yang ada. Teori orang-orang benar, bahwasanya perempuan itu memakai perasaannya daripada logikanya.
Aku yakin mereka itu orang-orang hebat yang sepatutnya juga mendapatkan orang hebat, tapi terkadang orang itu gak punya pikiran sampai ke sana . Aku selama ini belum percaya yang namanya cinta guy's, aku masih menjunjung tinggi cinta pada Tuhan daripada manusia. Bukan masalah percaya pada cinta itu, tapi lebih kepada manusianya. Terkadang bukan manusia yang disalahkan tetapi apakah kesetian itu bisa diperjuangkan, bukan setia pada orangnya tetapi setia terhadap cintanya kepada orang itu. Walaupun kita memiliki orang lain, tapi terkadang rasa cinta kepada seseorang itu masih ada dan mungkin tak akan hilang.
Bagaimana dengan menunggu? yang aku tanyakan apakah mereka bisa menunggu? sementara aku yakin kalau perempuan itu paling tidak bisa menunggu:
1. Keterbatasan umur, nantinya pengaruh umur akan menggoncangkan prinsip, idealis, kekokohan hatinya. Sementara masukan dari keluarga, teman dan sejawat mungkin akan merasuki pikiran kita, nah inilah yang nantinya menjadi sebuah polemik. Percaya atau tidak percaya, itu silahkan.
2. Perempuan lebih dominan, yang dimaksud dominan bukan berarti perempuan itu menjadi yang berkuasa, tetapi perempuan mempunyai sesuatu yang lebih daripada laki-laki, misalnya: pekerjaan, kedudukan, harta, pendidikan. Dari semua pasti mereka juga menginginkan yang lebih atau mungkin paling tidak setara dengan perempuan. Walaupun pasti si perempuan bilang (klise)
"itu semua bisa kita lakukan bersama, aku terima kamu adanya" dan lain sebagainya sebagai jawaban yang diplomatis supaya sang pria percaya akan cintanya.
Cuma yang perlu digaris bawahi adalah pihak ke tiga. Pihak itu datangnya dari keluarga dan sejawat. Diumpamakan kerabat punya calon yang lebih segalanya pasti semua orang akan mendukung itu. Secara calon yang lain itu punya kedudukan, pekerja sukses, kecukupan finansial nah disinilah kesetiaan akan diuji. Terkadang kesetian itu tidak akan pernah ada jika orang tua bertindak. Tetapi hanya satu yang paling ditakuti karena kesetiaan itu adalah kondisi, kondisi untuk memilih hal yang terbaik dari yang terbaik. Dan aku sebagai seorang laki-laki akan menyadari dan menghormati keputusan itu. Aku tak akan pernah menyebutnya seorang penghianat, dan yang menjadi salah sebenarnya adalah diriku sendiri, kenapa aku tak bisa melebihinya.
3. Adanya calon lain yang lebih proposional. Hal ini akan menjadi masalah baru ketika si perempuan goyah atas pasangaannya, aku rasa 90% perempuan Indonesia (walaupun tak pernah meneliti) perempuan akan memilih yang dewasa, mapan dan berkedudukan. Hanya beberapa orang sekitar 10% yang lebih mengukur kebahagiaan itu dari hati bukan dari harta atau lainnya. Tetapi perlu diingat, kebahagiaan orang kan berbeda-beda, mungkin dengan harta bisa keliling dunia, membeli mobil mewah, atau memiliki perhiasan yang banyak. Tetapi ada pula yang bahagia hanya dengan memiliki rumah yang sederhana, memakai pakaian bagus hanya waktu perayaan. Bepergian kemana-mana tanpa harus khawatir meninggalkan rumah yang mungkin tak ada apa-apanya. Aku rasa setiap orang mempunyai tingkat kebahagian sendiri-sendiri. Ada kalanya orang akan bahagia dengan memiliki ini, itu, dan lain sebagainya. Tetapi ada pula yang bahagia cuma sekedar membantu orang yang kesusahan.
Dan untuk kesekian kalinya tak ada yang diharapkan dari seorang penganngguran, setidaknya pengangguran tidak akan memberikan rasa nyaman kepada pasangannya. Jadi aku mohon bagi para perempuan, kita harus melihat ke depan melihat anak-anak yang akan dilahirkan bahwasanya mereka juga butuh materi. Tetapi mungkin dengan orang seperti itu kalian yakin akan jauh lebih bahagia maka pertahankan itu. Dari semua hal di atas, aku tidak pernah melakukan penelitian jadi ya maaf jika ada kesalahan, tetapi aku juga banyak ngumpulin responden walaupun terkadang mereka tak sadar kalau mereka sedang dipelajari. Bagi yang tidak sepaham denganku, silahkan kasih kritik dan saran tetapi sebelum itu sampai kepadaku sekiranya jangan dijadikan kita sebagai seorang yang munafik. Okey guy’s.
Salam bloger’s (download artikel)
Mnurutmu,aq yg mana??
Mungkin mnurutmu kata2 q td juga klise,kata2 yg kluar cuman bt bkin si pria percaya dengan kesungguhan si wanita...
Tapi kamu juga harus ingat,gag cuma km yg harus dimengerti dan di tunggu..ada kalanya kamu jg harus mengerti dan menunggu dia...
yupp... ketika aku harus mengerti, maka aku akan berusaha mengatakan iya walaupun sebenarnya aku belum siap. jadi, apakah aku harus memaksakan egoku? mendapatkan dia dan bilang iya si gampang tapi faktor lain (keluarga, kerabat, teman)apa mesti juga mengatakan iya?
Ya klo mang km yakin knapa enggak...
Tapi kan gag harus ada patokan waktu mas...
jujur masalah keluarga,teman,dan orang ketiga mang masalah yg berat sih..
Tapi klo km sendiri gag yakin ma diri kamu sendiri,gmana mw ngyakinin orang lain...
wah2 ki curhat kbeh kbeh kok rak ono tentang TI